Selasa, 17 Januari 2012

Kasih yang Terlambat

Diposting oleh Ken Mercedez di 11.13.00

Tak kusadari cinta disisiku
Yang tak pernah lelah menanti
Dengan setiap senyum memuja
Tak pernah ku rengkuh cinta
Yang begitu dekat menyapa
Hingga suatu saat
Sesal yang slalu datang kemudian
Kasihku telah terlambat
Pergi bersama hembusan angin membawanya jauh
tak pernah kembali lagi padaku

Hujan lebat sore itu membuat bulu kuduk setiap orang berdiri. Gigi mulai gemerutuk mengikuti tubuh yang menggigil kedinginan. Aku berdiri di halte bersama beberapa orang yang menunggu hujan reda. Aku jadi ingat pada seorang gadis yang pernah hadir dalam hidupku setahun yang lalu. Gadis itu kost dirumahku. Dia selalu menemani ibu, dan ibu sangat menyayanginya seperti anaknya sendiri. Namanya Tria, gadis manis berkulit kuning langsat.
Suatu hari saat hujan lebat, ia datang memberikan payung padaku yang menggigil kedinginan di halte bus sepulang sekolah. Dia bilang ibu yang menyuruhnya memberiku payung itu agar aku bisa lekas pulang. Tapi aku tahu itu hanya kebohongan belaka. Dia yang menginginkan aku pulang ke rumah bersamanya. Entah mulai kapan ia selalu mengejarku. Walau slalu ku maki dan tak ku hiraukan. Ia slalu menatapku dengan tatapan memuja.
Tapi itu yang membuatku kesal. Aku tidak menyukai Tria.
Setiap ibu pergi ke kantor, ia selalu memasak untuk makan siangku ketika aku pulang sekolah. Dia satu tahun lebih muda dariku. Tapi lagaknya –menurutku- seperti ibu-ibu yang selalu mencemaskan anaknya. Dia tidak pernah menyerah. Selalu saja melayani keperluanku walau aku tak pernah menyuruhnya, dengan harapan aku terenyuh akan cintanya. Ibu selalu marah saat melihatku ketus pada Tria.
Hingga enam bulan kemudian, Tria duduk di halte bus siang itu. Saat aku berlari kedinginan dan hendak berteduh sejenak di halte sementara menunggu hujan deras mulai reda. Tria menantiku disitu. Tapi aku agak bingung, dia tidak membawa payung seperti biasanya. Dia hanya diam berdiri menatapku. Aku segera berlari ke arahnya, menanyakan maksud kedatangannya. Ku kira Tria datang mengajakku pulang bersama lagi. Tapi ternyata tidak. Ia menunjukkan sebuah cincin yang
melingkar di jari manis tangannya. Aku terkejut.
Dengan penuh deraian airmata yang mulai menetes dipipinya, ia mengatakan bahwa ia telah bertunangan dengan seorang pemuda yang dipilihkan orang tuanya. Ia berpamitan padaku. Ia hanya sebentar. Tanpa menunggu komentarku ia berlari menembus hujan ke arah sebuah mobil di kanan jalan. Aku melihat seorang pria tinggi dan gagah membukakan pintu mobil untuknya. Itukah calon pendamping hidupnya?
Mobil itu membawa Tria pergi. Dan Tria tak pernah kembali lagi. Saat itu aku sadar aku akan kehilangan Tria untuk selamanya. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Walaupun aku telah berlari sekuat tenaga untuk mengejarnya, mobil itu tidak berhenti melaju. Aku baru menyesal. Kasihku telah terlambat. Tak pernah sebelumnya aku sadari bahwa selama ini aku telah jatuh cinta pada Tria, gadis manis yang pernah hadir disisiku. Andai saja waktu kembali terulang, aku ingin merubah semua yang telah terjadi. Takkan kubiarkan sesal ini hadir dalam hidupku.

Selesai

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ken Mercedez Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting