Jumat, 25 Mei 2012

Try to Make Danbo

Diposting oleh Ken Mercedez di 22.40.00 0 komentar
Hai hai...

Rasa keingintahuan membuatku semangat bikin Danbo. Tutorialnya pake bahasa inggris, gambarnya juga ribet. Males banget mau ngikutin berdasarkan step-nya. Akhirnya bikin dengan ngawur - ngawuran deh. Hehehe

Hasilnya? Seperti ini:






Harap maklum ya, masih pemula jadi masih gak terlalu apik. :p

Jumat, 18 Mei 2012

My Kitties

Diposting oleh Ken Mercedez di 23.25.00 2 komentar
Kucingku yang super Unyu, hehe... Pochil kini sudah punya anak, jadi aku sering panggil dengan sebutan "Mama Pochil". Awalnya Mama Pochil punya anak 7!!! Tapi perlahan mati satu per satu dan menyisakan 4 ekor anak. Kasihan. Tapi maklum, Mama Pochil kawinnya sama beda ras, Pochil si Kucing Persia menjalin hubungan terlarang dengan kucing kampung milik tetanggaku. Walhasil anaknya ada yang cantik, setengah cantik, sampai jelek. xixixi

Dari ke-4 anak kucing itu, hanya 2 yang ku rawat. Namanya Boni-Chil dan Mochil. Boni kucing jantan, sedangkan Mochil kucing betina. Tapi Boni penakut banget, digendong teriak - teriak dan suka nyakar! Tanganku udah banyak jadi korban, sampai seperti orang stres menyayat tangan sendiri, padahal aku hanyalah 'korban'.

Beda dengan Boni, Mochil lebih berani dan pendiam, tapi gesit banget! Mochil jarang nyakar. Tapi kalo Boni ngompor - ngomporin, akhirnya aku dicakar juga deh.... u.u

Trus, yang 2 kemana? Yang 2 diambil orang. Hahaks. 1 diambil temanku, satunya lagi diambil tanteku. Tapi Mama Pochil santai aja tuh anaknya ilang 1 per 1. Malah Mama Pochil sibuk menggemukkan badannya yang kembali kurus pasca melahirkan. Tapi pola makannya berubah. Sekarang dia pengennya makan apa yang dimakan manusia. Roti, Sosis, ikan, santan, kelapa parut, apa aja dehhh.... Tapi kalo buah2an yang seger - seger dia gak suka.

Mau intip fotonya? Ini dia. Tadaaaa!!!!!



Mama Pochil


Boni, Teroris Kecil


Boni waktu main bajuku



Boni umur 1 bulan


  Waktu masih bersama, umur 1 bulan

Sementara itu dulu deh fotonya. Tunggu koleksi berikutnya ya! :p

Anyyeong! ^^

Rabu, 16 Mei 2012

Me Too, Flower (16 Episode)

Diposting oleh Ken Mercedez di 12.09.00 0 komentar

Ini drama Korea yang Ken suka, nontonnya pun dengan penuh antusias tanpa dicepet – cepetin. Hahaks...


Cha Bong Sun (Lee Ji Ah) adalah seorang Polwan yang galak. Ia hidup seorang diri dan kesepian. Suatu hari ia bertemu seorang pemuda bernama Seo Jae Hee (Yoon Shi Yoon) dan bertengkar kecil dengannya. Tidak disangka pemuda itu bekerja sebagai tukang parkir di sebuah butik besar bernama Perche yang lokasinya berdekatan dengan kantor polisi tempat Cha Bong Sun bertugas. Kontan keduanya sering bertemu dan bertengkar tentunya.


Benci dan cinta itu bedanya tipis. Mereka akhirnya jatuh cinta. Tetapi Park Hwa Young atau Nyonya Park (Han Go Eun) adalah sosok wanita yang rapuh dan membutuhkan sosok Jae Hee dalam hidupnya. Ia berusaha menghalangi  Jae Hee dan Petugas Cha bersatu. Oleh karena itu, ia membongkar penyamaran Jae Hee yang ternyata bukan sekedar tukang parkir, melainkan pendiri Butik Perche! Ia juga menyogok Kim Dal (Seo Hyo Rim) yang merupakan adik tiri Petugas Cha untuk menghancurkan hubungan mereka berdua.
Kim Dal yang terobsesi menjadi wanita kaya menerima tawaran Nyonya Park. Namun setelah tahu Jae Hee kekasih sang kakak, ia merasa bersalah dan membongkar rahasia Nyonya Park pada Jae Hee.




Drama korea ini romantis banget, mengharukan, tapi juga lucu abis. Gak nyesel deh nonton dramanya. Sangat direkomendasikan oleh Ken Mercedez! :D






 

Lakshya लक्ष्य (Tujuan)

Diposting oleh Ken Mercedez di 11.51.00 0 komentar

Kenapa Ken review film India? Karena Ken suka film India (tapi kalo yang main pemain2 muda jaman sekarang gak suka ah, terlalu kebarat - baratan dari segi busana hingga jalan ceritanya). So, Ken mau bagi resensi film tahun 2004 ini (lumayan jadul). Judulnya Lakshya. Cekidot!

Karan (Hritikh Roshan) adalah pemuda yang tidak pernah memikirkan masa depan karena ia tidak punya tujuan yang pasti. Ia memiliki kekasih Romi (Preety Shinta) yang merupakan aktivis kampus dan terobsesi menjadi seorang Reporter. Orang tua Karan selalu membandingkannya dengan sang kakak yang berbakti dan bermasa depan cerah.
Suatu hari teman Karan ingin menjadi tentara. Bingung menentukan tujuan, Karan ikut – ikutan masuk tentara padahal temannya yang menjadi panutan tidak jadi masuk tentara karena dilarang orang tuanya. Karan menjadi goyah, tetapi Romi selalu memberinya semangat. Hingga di akademi tentara, Karan tidak serius menjalani kewajibannya dan selalu dikenai hukuman. Merasa tidak betah, Karan kabur di tengah malam. Tindakannya ini menuai kemarahan orang tuanya dan kekecawaan Romi. Gadis itu memutuskan hubungan mereka karena tidak ingin memiliki kekasih seorang pecundang. Dari sinilah Karan merenung dan memutuskan untuk serius menjalani kewajibannya, ia selalu ingat perkataan Romi yang menyebutnya pecundang. Karan ingin membuktikan pada Romi bahwa ia bisa menjadi yang terbaik. Karan kembali ke akademi dengan penuh keseriusan dan berani menanggung konsekuensi karena pernah kabur. Ia menjalani semua hukumannya dengan tegar. Setelah lulus dan menjadi tentara, Karan hendak menemui Romi. Sayang, gadis itu telah bertunangan dengan orang lain. Karan pun patah hati dan berniat melupakan Romi.
Beberapa tahun kemudian, Karan ditugaskan di daerah perbatasan India yang sedang rawan. Ia bertemu Romi yang bertugas sebagai reporter disana. Semula Karan menjauhi Romi karena gadis itu telah memiliki tunangan, padahal Romi memutuskan tunangannya karena terlalu banyak diatur. Selalu bertemu membuat cinta lama mereka bersemi kembali. Karan dan Romi bersatu kembali, tetapi ia harus menunaikan tugasnya membela tanah air. Karan meninggalkan Romi untuk berperang melawan musuh. Ia membawa kemenangan untuk negaranya dan kebanggaan untuk dipersembahkan bagi Romi dan kedua orang tua Karan.
Film ini bagus sekali. Sangat menggugah rasa, tentang menentukan pilihan, jati diri, dan kecintaan pada tanah air. Menontonnya akan membuat kita merasa semakin hanyut karena film ini berdurasi 3 jam! Wow! Selamat menonton. :D

Selasa, 15 Mei 2012

Rab Ne Bana Di Jodi (Jodoh dari Tuhan)

Diposting oleh Ken Mercedez di 16.32.00 5 komentar
Ken suka banget film India yang 1 ini.


Surinder Sahni (Sharukh Khan) adalah seorang pria pendiam, pemalu, tetapi pintar. Gayanya kebapakan banget. Awal nonton, Ken sempat gak nyangka dia Sharukh Khan soalnya culun banget. Surinder atau dipanggil Suri merupakan mahasiswa kesayangan dosennya. Ia jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengan Taani (Anuskha Sharma) di acara pernikahan gadis yang merupakan putri dosennya itu. Malang, calon suami Taani meninggal dalam kecelakaan saat hendak menuju rumah Taani. Karena syok, ayah Taani terkena serangan jantung. Sebelum meninggal, beliau khawatir Taani akan hidup sendirian, oleh karena itu beliau meminta Suri menikahi Taani walau gadis itu tengah berduka.
Pernikahan mendadak itu tentu saja tidak siap dijalani Taani. Ia pun dingin pada Suri. Taani mengatakan ia akan menjadi istri berbakti tetapi tidak bisa mencintai Suri.
Suatu hari Taani ingin mengikuti latihan kontes tari. Karena melihat Taani bersemangat, maka Suri pun mengijinkannya. Suri ingin melihat istrinya menari, ia kemudian menyamar menjadi sosok yang tampan dan trendy dan diam – diam mengamati istrinya. Namun pelatih tari mengira ia juga kontestan sehingga diikutkan menari dan tanpa sengaja berpasangan dengan Taani. Merasa lebih dekat dengan Taani setelah berpenampilan trendy, Suri memutuskan untuk menyamar sebagai Raj yang banyak omong, suka merayu, dan menjengkelkan. Tapi hal itu justru membuat Taani jatuh cinta hingga ia ingin pergi bersama Raj meninggalkan Suri.




Suri merasa terpukul mengetahui istrinya lebih menyukai dirinya sebagai orang lain. Cinta memang butuh pengorbanan, ia rela membawa Taani pergi sebagai Raj dan menjalani kehidupan palsu. Raj kemudian merencanakan kepergiannya bersama Taani setelah kontes final Lomba Tari. Sebelum hari H tiba, ia sebagai Suri mengajak Taani pergi ke tempat ibadah untuk berdoa sebelum melakukan sesuatu yang besar. Ketulusan hatinya membuat Taani sadar di saat ia benar – benar terpuruk, yang ada di sisinya adalah Suri dan bukanlah Raj yang bukan siapa – siapa. Taani membatalkan kepergiannya bersama Raj, hal ini membuat Suri terenyuh.
Ia hadir di final kontes tari sebagai dirinya sendiri dan menari bersama Taani. Semula Taani tidak yakin Suri bisa menari, tetapi gerakan – gerakan tari Suri sangat fasih dan sama persis dengan Raj. Akhirnya ia tersadar akan ketulusan cinta suaminya yang sampai rela menyamar menjadi orang lain untuk menunjukkan besar cintanya pada sang istri. Suri menemani dan menjaga Taani setiap hari walaupun sebagai orang lain sekalipun. Ken suka saat Taani bilang pada Suri, “Betapa mudahnya kamu balikkan
semua kesedihanku jadi kegembiraan. Semua air mataku jadi tawa. Aku tidak memberimu setetes cinta dan kau terus menghujaniku dengan cintamu”.

 
Film ini romantis banget dan menghanyutkan. Pesan moralnya, Ketampanan tidak bisa membeli Cinta Murni. Hanya cinta tulus dari hatilah yang dapat membuat kita bahagia. Hanya dengan melihat orang yang kita cintai tersenyum, bahkan nyawa pun rela kita korbankan demi dirinya.

 Buat pecinta lagu - lagu Hindi, ada link sountrack film ini. Bagus - bagus lho!





Kamis, 10 Mei 2012

Romantic Song: Beautiful Girl by Jose Mari Chan

Diposting oleh Ken Mercedez di 23.52.00 2 komentar
Ada satu lagu yang menurutku romantis banget... Cekidot!

Beautiful girl, 
wherever you are 
I knew when I saw you, 
you had opened the door 
I knew that I'd love again
after a long, long while
I'd love again.  
You said "hello" and I turned to go  
But something in your eyes left my heart beating so 
I just knew that I'd love again after a long, long while I'd love again.  

Refrain : 
It was destiny's game 
For when love finally came on  
I rushed in line only to find
That you were gone.  
Whenever you are, 
I fear that I might  
Have lost you forever like a song in the night  
Now that I've loved again after a long, long while I've loved again. 
*Repeat Refrain 
Beautiful girl, I'll search on for you  
'Til all of your loveliness in my arms come true  
You've made me love again after a long, long while In love again  
And I'm glad that it's you  
Hmm, beautiful girl.

Sabtu, 05 Mei 2012

Kidung untuk Mbok Par I

Diposting oleh Ken Mercedez di 08.43.00 4 komentar
Di tengah malam, hujan turun begitu lebat. Suara air alam yang berjatuhan membuat malam tak lagi sepi. Di sebuah rumah, perjuangan menanti sebuah kelahiran tengah berlangsung. Seorang ibu tengah bertarung dengan maut demi melahirkan seorang putra.
“Ayo Nyah, kurang sedikit lagi,” seru seorang wanita paruh baya memegang erat tangan wanita yang sedang bertarung dengan maut itu.
Wanita itu berusaha sepenuh tenaga, keringat mengucur dengan deras di dahi, leher, bahkan tangannya pun basah oleh keringat hingga kemudian senyuman mengakhiri ketegangan malam itu.
“Nyah, selamat atas kelahiran putri pertama Nyonyah,” wanita paruh baya itu bersemangat, ia sangat gembira sembari mengelap peluh di tubuh majikannya. Bidan pun tengah membersihkan tubuh si bayi yang baru saja lahir.
“Putri? Hah... hah... hah...” tanya wanita cantik itu sambil terengah – engah. “Ku pikir laki – laki. Hah... hah... hah...”
“Tapi putri Nyonya akan tumbuh menjadi wanita secantik Nyonyah,” hibur si wanita paruh baya.
“Masa bodoh... hah.. hah...” kata majikannya acuh. “Setelah ini Mbok Par saja yang urus bayi itu, waktu saya sudah banyak terbuang karna bayi itu,”
Wanita yang disapa Mbok Par itu terdiam. Ia menyimpan kekecewaan pada majikannya sekaligus iba pada bayi perempuan yang baru saja lahir itu. Dalam hati ia bertekad tidak akan pernah membuat bayi itu sedih, ia sendiri yang akan selalu mencurahkan kASIh sayangnya sedalam lautan pada bayi malang itu.
*
“Namanya Kinanti. Sudah, cepat bawa pergi. Tangisannya bisa buat telinga saya pecah,” kata Miranda, sang Nyonya besar yang sangat cantik dan elegan.
“Tapi bayi itu, maksud saya Kinanti belum minum ASI Nyah,” ujar Mbok Par sambil menggendong bayi yang tengah menangis.
“Saya kan sudah beli susu formula, Mbok,” Miranda menahan geram sambil menaburkan bedak di pipinya yang lembut. Ia tengah bersiap – siap untuk menghadiri sebuah acara yang diperuntukkan bagi orang – orang kelas jetset. “Dengar ya, mulai sekarang saya tidak mau dengar keluhan apapun tentang Kinanti. Saya sangat sibuk, kamu kan sudah saya kASIh kepercayaan untuk mengurusnya,” lanjutnya.
Mbok Par terdiam. Ia undur diri sambil terus menina-bobokan Kinanti si bayi mungil yang tengah menangis. Ia terus berjalan melewati taman yang dipenuhi hiasan – hiasan bunga indah. Mbok Par pernah melihat di acara televisi kalau bayi baru lahir lebih baik menerima ASI daripada susu formula. Terbesit dalam hatinya untuk memberikan ASI kepada Kinanti. Ia sendiri baru saja melahirkan seorang bayi perempuan satu bulan yang lalu. Namun malang anak semata wayangnya itu meninggal karena terserang panas berkepanjangan. Di awal usia 40 tahunnya itu, sang adik menawarinya bekerja di sebuah keluarga kaya tempatnya sekarang berada. Mbok Par yang hidup sendirian di desa akhinya menerima tawaran tersebut untuk mengusir sepi dan kesedihan yang mewarnai hidupnya.
“Kalau Nyonyah tidak mau memberikan kasih sayang, bahkan ASI pada anak ini, maka aku saja yang menggantikannya. Mungkin Gusti Allah memberiku ganti atas kematian Sari. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan dari Gusti Kuasa,” batin Mbok Par.
Mulai hari itu Mbok Par memberikan ASI eksklusif pada Kinanti kecil secara sembunyi – sembunyi. Ia merawat Kinanti dengan penuh kasih sayang, bahkan ia tak pernah mengeluhkan apapun lagi majikannya yang super sibuk dengan dunia kerja.
Berbeda dengan Miranda, Antoni yang merupakan ayah kandung Kinanti ketika pulang dari luar negeri sebulan sekali selalu menanyakan kabar putri semata wayangnya itu. Ia belajar menggendong putrinya dan selalu mengirimkan mainan – mainan baru. Kamar Kinanti juga dihias dengan begitu cantik sesuai keinginan sang ayah.
“Apa Miranda pernah menggendong Kinanti?” tanya Antoni suatu hari pada Mbok Par.
“Belum pernah, Tuan,” jawab Mbok Par pelan.
“Sayang sekali,” pria bertubuh tegap berumur 30 tahunan itu murung. “Seharusnya ia sebagai ibu memperhatikan anaknya. Aku akan membujuknya lagi. Mbok Par tolong rawat bayi saya. Saya sangat bersyukur ada Mbok Par disini,”
“Tentu saja, Tuan. Saya akan selalu merawat Non Kinanti,” jawab Mbok Par senang. Setidaknya di keluarga ini masih ada yang menyayangi bayi mungil itu.
Mbok Par selalu mengingat kata – kata Antoni untuk merawat putrinya. Hingga Kinanti beranjak besar pun ia selalu mendekatkan Kinanti dengan figur sang ayah, sedangkan ia tidak berani mengusik banyak hal tentang Miranda.
*
Seorang gadis kecil  berusia 5 tahun turun dari mobil Honda Jazz hitam. Ia segera berlari menuju dapur rumahnya sambil menangis.
“Ibuuuuuuukkkkk,” serunya sambil memeluk tubuh besar Mbok Par.
“Ibu siapa Non?” Mbok Par terkejut.
“Ibu kenapa gak dateng ke sekolah? Cuma Kinan yang gak didampingi ibu waktu mewarnai tadi. Huhuhu,” Kinanti menangis dan memukul – mukul Mbok Par.
Mbok Par terkejut, rupanya Kinanti mengartikan dirinya sebagai ibunya. Baru kali ini Kinanti memanggilnya ibu, padahal sehari – hari selalu memanggilnya ‘Mbok Par’. Sesungguhnya hati kecil wanita paruh baya ini begitu bahagia, tapi apa jadinya nanti bila Kinanti selalu memanggilnya Ibu? Lalu bagaimana dengan perasaan majikan perempuannya?
“Non Kinan, Mbok Par kan sudah bilang, ibu Non Kinan itu Nyonyah Miranda. Mbok Par cuma pengasuh Non aja. Mbok sudah bilang sama Nyonyah kalau Non hari ini ada kegiatan lomba mewarnai. Tapi Nyonyah tadi terjebak macet,” terang Mbok Par. Sebenarnya ia memang sudah mengatakan pada Miranda tentang Lomba Mewarnai di TK. Padu tempat Kinanti bersekolah, tapi Miranda berkilah ia banyak urusan kantor yang belum terselesaikan.
“Mbok Par jahat! Aku gak peduli sama Mama, aku pengennya Mbok Par yang dateng ke sekolah,” Kinanti terus memukuli Mbok Par sambil menangis.
“Iya Non, nanti Mbok Par dateng deh kalo Non ada acara lagi. Sekarang Non jangan nangis terus,” hibur Mbok Par.
“Janji ya harus dateng lain kali?” tanya Kinanti sambil sesengukan.
“Janji Non,” kata Mbok Par.
“Ya udah aku percaya. Awas lho ya!” Kinanti mengusap matanya kemudian pergi ke kamarnya.
Di ruang tengah Kinanti berpapasan dengan Miranda yang sedang sibuk memasukkan dokumen – dokumen ke dalam tas kantor, karena terburu – buru salah satu dokumennya jatuh terselip di bawah meja tanpa sepengetahuannya. Kinanti segera mengambil dokumen itu.
“Mama, bukunya ketinggalan,” Kinanti berlari menghadang langkah ibunya.
“Oh iya. Makasih ya,” Miranda mengambil dokumen itu dari Kinanti. Kemudian ia menghentikan langkahnya sejenak lalu mengamati wajah putrinya. “Kalau sudah besar, kamu harus seperti Mama. Pakai baju kantor seperti ini, bawa buku – buku seperti ini ya,” ia kemudian mengusap kepala anaknya lalu pergi.
Kinanti hanya terdiam. Ia berpikir, apa enaknya jadi orang yang serba terburu – buru? Ia sama sekali tidak tertarik menjadi seperti ibunya.
*
11 tahun kemudian...
“Mbok Par, Mbok... Dasiku dimana?” Kinanti mencari Mbok Par di dapur. Ia melihat Mbok Par terbatuk – batuk sambil memukul – mukul dadanya. “Mbok masih belum sembuh ya?”
Mbok Par hanya menggeleng – gelengkan kepala sambil terus memukuli dadanya.
“Ayo kita ke dokter,” Kinanti memapah tubuh renta Mbok Par.
“Non sekolah aja. Katanya sekarang pemilihan Ketua OSIS,”
“Nggak, kita sekarang ke dokter,” Kinanti bersikeras.
“Aduh Non, Mbok gak apa-apa. Nanti bisa ke dokter dianterin supir. Non sekolah aja. Mbok dukung Non jadi ketua OSIS. Jangan kecewain Mbok ya,” kata Mbok Par.
“Nggak, kita ke dokter,” jawab Kinanti kukuh. “Pak Aji, ayo kita bawa Mbok Par ke dokter,” kata Kinanti. Pak Aji yang lagi asik menonton bola pun turun untuk membantu Kinanti membopong Mbok Par.
“Adudududuh, Mbok gak kenapa – kenapa Non. Ayolah Non, jangan buat Mbok kecewa. Non sekolah aja ya?” Mbok Par memohon.
“Kesehatan Mbok yang paling utama. Jadi kita ke dokter aja,”
“Non ke sekolah aja, kan ada saya Non,” kata Pak Aji menimpali.
“Ke sekolah aja ya Nak, jangan kecewakan Mbok Par,” bujuk Mbok Par lagi.
Mendengar Mbok Par memanggilnya ‘Nak’, hati Kinanti terenyuh. Ia selalu ingin mendengar Mbok Par memanggilnya demikian. Matanya berkaca – kaca.
“Ya sudah, aku sekolah Mbok. Ini, Mbok bawa hapeku. Nanti kalau aku telpon harus Mbok angkat ya,” Kinanti menyerahkan ponselnya pada Mbok Par.
“Aduh, ini hape apa sih Non? Mbok gak ngerti pake Beri-beri,” keluh Mbok Par.
“Oh iya lupa. Ini, bawa yang ini aja,” Kinanti menyerahkan ponselnya yang merupakan keluaran lama.
“Kalo ini Mbok lumayan ngerti. Ya sudah, Non berangkat aja ke sekolah bawa mobil yang putih itu,”
“Kinan naik bus aja. Ini kan masih pagi juga Mbok,” Kinanti lalu berpamitan dan mencium tangan Mbok Par serta Pak Aji.
Melihat gadis cantik berambut panjang itu pergi, Mbok Par dan Pak Aji hanya tersenyum.
“Dia itu beda ya sama anak orang kaya lainnya,” ujar Pak Aji.
“Iya. Semoga aku masih bisa mendampinginya sampai dia menikah,” timpal Mbok Par.
“Ngomong apa sih kamu, Par. Dia itu gak bisa hidup tanpa kamu, cuma kamu yang dia sayangi setulus hati,” kata Pak Aji.
Mendengar perkataan Pak Aji, Mbok Par semakin senang. Semoga ia bisa terus mendampingi Nona Mudanya itu hingga tua nanti.
(Bersambung)


Jumat, 04 Mei 2012

LOMBA FTS NARSIS UNLIMITED: NARSIS ANTI GALAU BIKIN HIDUP HAPPY TANPA ENDING

Diposting oleh Ken Mercedez di 16.26.00 0 komentar
DL: 15 JULI 2012

Tema: "NARSIS UNLIMITED: Narsis Anti Galau Bikin Hidup Happy Tanpa Ending"

GRATIS untuk umum dan anggota Writing Revolution.

  • 30 Nominasi FTS Narsis Unlimited dibukukan, cetak nasional (masuk Gramedia) dan masing-masing mendapat 1 buku tanda terbit. (Tanpa membayar sepersen pun malahan mendapatkan royalti 10% dari harga jual buku).
  • Total hadiah lomba Rp 1 juta (bisa bertambah jika mendapat sponsor tambahan).

Syarat dan Ketentuan:
  1. Terbuka untuk Umum dan anggota Writing Revolution, GRATIS.
  2. Tulisan diangkat dari kisah nyata yang dialami sendiri oleh penulis, atau kisah orang lain (seperti teman, sahabat, saudara, kenalan dan lain-lain). Ditulis dengan gaya bercerita yang mengalir dan bisa mengundang tawa dengan gaya bahasa populer yang mudah dipahami.
  3. Setiap peserta hanya boleh mengikutkan 1 tulisan terbaiknya, yang belum pernah dipublikasi di media online (seperti situs, FB, atau Blog) atau tidak diikutkan dalam lomba lainnya dan ditulis pada masa lomba (27 April-15 Juli 2012).
  4. Panjang tulisan 2-3 halaman, spasi 1,5, kertas A4, jenis huruf TNR ukuran 12, margin 3 cm atau 1,18 inci semua sisi. Tulis biodata narasi di bagian akhir FTS-nya, panjang maksimal 100 kata.
  5. Tulisan dikirim dalam LAMPIRKAN FILE (Attach File) ke email: Antologi_WR@yahoo.co.id
  6.  Tulis di judul email: FTS NARSIS UNLIMITED: JUDUL TULISAN-Nama Penulis.
  7.  Sebarkan informasi ini di note FB minimal tag 20 teman dan bisa diposting di Blog kamu.
  8. Peserta diharapkan menampilkan gambar cover buku "Narsis Unlimited" sebagai profile picture FB-nya minimal selama satu minggu, sebagai tanda keikutsertaannya dalam event ini. Kemudian tag pada foto tersebut koordinator lomba FB: Rurin Kurniati dan Lomba-Narsis WR. Untuk mendapatkan gambar cover buku "Narsis Unlimited" klik di sini: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=288739517881784&set=a.117487305007007.30735.100002372143255&type=1&theater          (kemudian gambar diklik kanan lalu pilih "Simpang Gambar sebagai..." lalu pindahkan ke leptop atau komputer kamu). 
  9.  Jika ada pertanyaan silakan hubungi koordinator lomba: Rurin Kurniati.


Hadiah:
  • Juara I: Uang tunai Rp 500.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • Juara II: Uang tunai Rp 300.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • Juara III: Uang tunai Rp 200.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • 3 Juara Harapan mendapat beasiswa Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO) Writing Revolution (ditambah 2 buku bukti terbit + e-sertifikat).

*Hadiah bisa bertambah jika ada tambahan sponsor lainnya.

Sebagai contoh penulisan FTS Narsis yang renyah dan bisa bikin ketawa silakan baca buku "Narsis Unlimited" yang sudah bisa dibeli Gramedia dan toko buku kesayangan Anda (pertengahan Mei sudah beredar di seluruh Gramedia).
Atau, bisa membeli langsung kepada kami, harga order: Rp 35 ribu (tebal vii+155 hlm) sudah termasuk ongkos kirim seluruh Indonesia. Order melalui sms: 085763208009.

Catatan:
*Update peserta, pengumuman nominator dan pemenang di Grup Zona Narsis Unlimited, atau klik: https://www.facebook.com/groups/narsisunlimited/

Sponsor:
  • Penerbit Writing Revolution.
  • Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO), info lebih lengkap silakan klik: http://writing-revolution.blogspot.com/
 

Ken Mercedez Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting