Kami sedang terluka
Kami masih menanti
Kapankah Sang Pemimpin sejati datang?
Kami sudah tak sabar
Kami hanya bisa menangis dan meronta
Tubuh sudah kami bakar,
Mulut sudah kami jahit
Kami sudah mencoba banyak cara
Namun Para Petinggi itu masih terlena harta dan tahta
Kami tak butuh janji – janji
Kami ingin pemimpin sejati!
Kami ingin hak kami dipenuhi
Kami ingin keadilan
Mengapa pencuri harus dibedakan?
Antara yang bersandal dan bersepatu
apa bedanya?
keduanya sama berdosa
Kami seperti anak terlantar
yang diasuh orang tak bertanggungjawab
inilah jeritan kami
Wahai, Para Petinggi
Minggu, 26 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Iiiiiw,,, Bikin puisi katanyaaa. Temanya juga tumben-tumbenan. Hehehe... Megaul kamu e. Lanjutkan! Hehehe
hehehe.... ya, skali2 lah beda dikit. melebarkan sayap gt lho :p
bagus gak?
Bagus juga. Lanjutkan! hahaha...
Posting Komentar