Tersebutlah seorang cewek bernama Thata. Pekerjaan
sehari-harinya di rumah meliputi; main PS, catur, nonton TV dan nyemil. Gak ada kata “belajar”
dalam kamus besar hidupnya. Tapi anehnya, dia selalu ranking 3 di kelas. Gak
pernah turun, dan gak pernah naek. Tetep aja stay disitu. Seisi kelas emang
rada bingung. Tapi nggak buat Pak Nardji. Dia udah tau kalo
sebenernya anak itu jenius. Sayangnya si anak didik terlalu bawel dan bersikap masa bodoh.
Dan pada hari ini
cewek tersebut resmi naik ke bangku kelas 11 Ipa 1. Kalo soal tampang sih, dia emang imut. Kulitnya berwarna
kuning langsat dan rambutnya bergelombang sebahu. Tiap hari dikuncir melulu,
gak pernah di variasi seperti cewek modis saat ini. “Ribet” yang slalu jadi alasannya.
And guys, disinilah kisah cewek benama Mirtha
Dwi Wardani dimulai…
“Pagi yang cerah ya,Tha… Gue seneng
banget bisa ngirup embun sejuk ini lagi,” Seorang cowok
berkacamata tebal merentangkan tangannya lebar2 dan menghalangi langkah Thata.
“Eh… Loe ngalangin jalan gue aja, Gi!” protes Thata.
“Hehehe… Sory Tha…
Abiz gue seneng banget sekarang udah balik lagi ke skul. Liburan kemaren gue udah puas baca
buku2 di perpus umum,” Kata Yogi dengan senyum khas di
wajahnya. Sebuah lesung pipit nongol di bagian pinggir kanan pipinya.
“Dan
gue terpaksa nemenin loe di Perpus tiap hari karna loe gak bisa berkomunikasi
dengan lancar sama penjaga Perpusnya,kan…” kata Thata dengan wajah males2an.
“Hehe… Sory deh,Tha… Loe
kan tau gue gak bisa deket - deket sama cewek laen selaen loe dan emak
gue. Gue kan alergi cewek, Tha…” ujar Yogi memelas. Nah, kalo udah kayak gini
Thata mesti luluh. Gak terkecuali hari ini.
“Iya…
Sory deh,Gi… Gue seneng kok temenan sama loe dan tiap hari nenenin loe ke perpus kok!” Lalu Thata merangkul sahabatnya seperti biasa. “Yuk,
jalan! Bentar lagi kan udah bel Pelajaran dimulai. Beruntung gue bisa sekelas
lagi sama loe. Jadi kita bisa duduk bareng ladi, dunkz!” kata Thata dengan
riangnya.
***
“Mirtha Dwi
Wardani…”panggil Pak Nardji.
“Bangun,Tha…Loe
dipanggil tuh!” Yogi berulang kali menyikut lengan
Thata. Tapi cewek ini tetep aja lelap dalam tidurnya.
Pak Nardji berjalan menuju mereka. Yogi yang kebingungan lalu memutuskan untuk
mencubit lengan Thata. Tapi tetep aja nih cewek gak bangun juga. Ya, kata tante
Narsih, pembantu yang udah 35 tahun mengabdi pada keluarga
Thata ini, kalo Thata udah tidur pasti sulit dibangunin.Kayak orang mati gitu…
“Mirtha,bangun!” kata Pak Nardji.
“Eh,Oh…Iya, Pak… Ada apa?” Tanya Thata dengan tampang tanpa
dosa.
“Kamu ini, tidur di
kelas!” Pak Nardji mulai geram.
Thata garuk - garuk kepala yang sebenernya tidak gatal. Dia melirik pada Yogi.
Dalam hatinya ia bertanya2, kenapa si
Yogi itu gak ngebangunin gue sih? Sementara yang dilirik hanya menunduk.
Thata hafal betul kelakuan sahabatnya ini, kalo udah nunduk kayak gitu biasanya
tanda bahwa tadi dia bangunin Thata tapi yang dibangunin tetep aja bangkong.
Diliriknya lengan kanannya, MERAH!!!! Ini suatu bukti usaha Yogi yang kesekian
kalinya untuk bangunin dia. Ukhh…Why must like this?
“Mirtha!!! Kamu sedang apa?” tegur Pak Nardji. Kalo
digambarin di komik - komik, hidung dan telinga Pak Nardji lagi ngeluarin asap mengepul.Oh No!!!! Ini suatu pertanda buruk bagi Thata.
“Sa…Say…Saya…Lagi…”
“Udah!!Sekarang kamu maju ke depan, kerjain apa yang
bapak tulis itu! Kalo gak bisa, kamu harus jongkok di depan kelas!” ancam Pak
Nardji.
Dengan langkah berat, Thata memberanikan diri untuk maju
ke depan. Diambilnya spidol marker di
rak. Diamatinya 10 soal yang panjang
- panjang disana. Beruntung dia sempat lihat sekilas
waktu Pak Nardji menerangkan soal beginian. Thata mulai mengerjakannya. 10
menit kemudian, semua udah beres alias udah selesai di kerjain.
“udah, Pak!!!” kata Thata dengan bangga.
Pak Nardji membuka kacamatanya dan mengucek mata.
Hebat nih anak,
memang seperti yang aku duga, dia sebenernya jenius. Sayang otaknya gak pernah
diasah. Pikir Pak Nardji.
Ya udah, kamu duduk
sana! Jangan tidur lagi lho!” ujar Pak Nardji.
“ Iya, Pak…” kata Thata disertai anggukan kepalanya. Ia
segera berjalan menuju bangku nomor 3 di utara,tempat duduknya.
“Hebat loe,Tha…”puji Yogi. Thata hanya nyegir.
***
Suasana kantin yang
ramai tak mampu surutkan semangat Thata untuk mendapatkan semangkok bakso dan
es teler dari Pak Mamat. Sementara itu, Yogi yang biasanya nempel melulu ama
nih cewek lagi asik baca di perpus sekolah.
Yogi adalah siswa
yang rajin dan pandai. Tapi sayangnya ia gak pernah ngerasain yang namanya
punya pacar karena penyakit alergi pada cewek itu. Di dunia ini hanya ada 2 orang
wanita yang tidak membuat alerginya kambuh, yaitu Thata dan ibunya.
Diseberang
timur, seorang cowok sedang asik mengamati Thata.
“Siapa cewek itu,
Ga?” Tanya seorang cowok bertubuh tegap dengan rambut punknya. Cewek yang ia maksud itu adalah Thata yang baru aja duduk
di bangku depannya.
“Oh…yang
itu…Namanya Mirtha. Tapi anak - anak pada manggil dia Thata,” jawab Angga. Angga ini adalah kakak kelas
Thata. Dia duduk di bangku kelas 12 IPA 5. “Loe masih anak baru, jadi loe masih
belum kenal dia. Anaknya asik,lho Hes,” lanjut Angga.
“Asik gimana maksud
loe?” Tanya cowok berbadan jangkung itu lagi.
“Ya asik diajak
ngobrol,”
“Gue pengen kenalan ama
dia. Gue cabut dulu,ya Ga…” ujar cowok itu lagi.
“Dasar playboy cap karung,Loe… Gak bisa liat cewek cakep
aja…” ejek Angga. Tapi si Cowok bertubuh
jangkung itu tidak peduli dan terus saja menuju bangku tempat
duduk Thata.
“Hai…kok Cuma sendirian
aja?” Tanya cowok itu pada Thata.
Thata celingukan.
“Loe bicara sama gue?”
Tanya Thata ragu.
“Iya, emang siapa lagi kalo bukan loe…” kata cowok itu.
“Oh…Sory. Takutnya
dikira gue ke-GRan kalo nyangka cowok keren kayak loe tiba - tiba ngomong sama gue…” celetuk Thata.
“Bisa aja loe… Eh ya,
kenalin nama gue Mahesa. Nama loe Thata,kan?”
“kok
loe bisa tau nama gue?” Tanya Thata agak terkejut.
“Gue
kan pengagum loe, jadi ya gue tau lah nama loe…” kata Mahesa.
“Bisa aja,loe… Gue gak
mempan dirayu kayak begituan…” kata Thata. “ Tapi kok
gue gak pernah liat loe, ya?” Tanya Thata.
“Karna gue anak baru disini. Gue
kakak kelas loe.” jawab Mahesa.
“Emangnya loe kelas berapa?”
“Gue
kelas 12 IPA 5.”
“Oh…Temennya
Angga dunkz…” kata Thata riang.
“Loe
kenal ama dia? Pacar loe ya?”
“Haha…
Dia kakak kandung gue,tau…!” jawab Thata disertai gelak tawa.
“Oh…
Kenapa Angga gak bilang ama gue,ya?” Tanya Mahesa gak habis pikir.
“Mana
gue tau… Eh, udah dulu ya…Gue harus ke perpus,” kata Thata. “Oh ya, salam kenal!” Thata beranjak disertai senyum
mengembang di pipinya.
“Akh… Thata… Loe target gue sekarang.” Kata Mahesa disertai senyum.
***
Sore itu Thata
pergi ke rumah Yogi. Cewek ini pengen banget ngajakin Yogi shoping.
“Cepetan, Gi!!!
Barang diskonannya keburu dibeli orang!!!” teriak Thata. Memang sih, teriak - teriak dirumah orang
gak sopan. Tapi berhubung bonyoknya Yogi lagi pergi ke luar kota, and yang ada
dirumah cuma pembokatnya doang, jadi Thata ngerasa sah - sah aja mau teriak2 gak karuan.
“Iya,Tha… Tunggu bentar donk!!!” kata Yogi dengan terburu-buru turun ke lantai 1.
“Gi, loe kan cowo’,tapi kok
lelet banget sih!” gerutu Thata.
“Sory,tadi gue
ketiduran…” katanya.
Dengan tampang
kusut, Thata menarik tangan Yogi untuk segera memasuki mobil.
Di Mall lantai 2…
“Gi,menurut loe baju ini pantes gak
sama gue?” Tanya Thata.
Kurang
pantes,Tha…Loe lebih cocok pake yang modelnya feminim sedikit…Jangan tomboy
melulu! Nih,yang warnanya pink oke banget buat loe…” Yogi menyodorkan sebuah
T-Shirt berwarna pink dengan renda2 warna senada di bagian dada.
“Kok yang ginian,sih…” protes Thata.
“Gak papa,ini cocok banget sama wajah loe yang tampangnya
imut…” kata Yogi.
Wajah Thata langsung memerah. “Bener,nih? Aku cobain dulu ya? Tunggu disini
ya!” pesan Thata. Lalu ia segera pergi menuju ruang ganti.
15 menit kemudian,Thata
keluar dari kamar ganti dengan menggunakan pakaian yang tadi dipilihkan Yogi.
“Gi,ini
gimana menurut loe?” Tanya Thata. Tapi ia sangat terkejut melihat Yogi yang
berada jauh di depan dengan seorang cewek. Mereka lagi asik ngobrol. Thata penasaran, sehingga ia berjalan kearah Yogi. Herannya kenapa tuh cowok hidungnya gak
mimisan,padahal Yogi kan alergi cewek…
“Gi…”
panggil Thata.
Yogi dan cewek itu menoleh pada
Thata…
“Hei,Tha…
Kenalin, ini Shasha.Temen masa kecil gue sebelum pindah ke kota ini…” kata Yogi
sumringah.
“Hai,
gue Thata…” kata Thata ramah dengan mengulurkan tangannya sebagai salam
perkenalan.
“Hai,gue Shasha…” ujar cewek itu. Tapi dia enggan mengulurkan tangannya
pada Thata. Lho,emangnya kenapa? Apa tangan Thata bau terasi kok sampe gak mau
salaman?
“Gi,
gue laper banget. Yuk, kita Lunch
dulu di restoran depan sana. Itu bokap gue yang bangun, dan baru diresmikan kemaren…” Shasha menarik lengan Yogi dan menariknya
tanpa basa - basi pada Thata.
“Tha,loe
ikut kan?” Tanya Yogi.
“Ehm…
Gue gak bisa,Gi… Bokap minta dibarengin ke arena pacuan kuda. Loe pergi berdua
aja deh…” Kata Thata.
“Lho…Terus loe
pulang naek apa?” Tanya Yogi khawatir.
“Gampang…Kan bisa
naek taxi…” kata Thata. Lalu ia berbalik menuju kasir untuk membayar baju yang
dibelinya.
Dengan langkah lesu,Thata beranjak
dari mall itu. Diperhatikannya Yogi dari kejauhan. Keliatannya cowok itu heppi
banget jalan sama Shasha. Sebenernya bokap Thata hari ini lagi sibuk meeting, jadi mana mungkin dia minta ditemenin ke arena
pacuan kuda? Tapi karna Thata ngerasa gak dianggap
sama Shasha,a khirnya dia mutusin untuk gak ikutan
makan siang bareng mereka.
“Thata…!” seru seorang cowok.
“Eh,kak… Sapa ya namanya? Gue lupa!” kata Thata sambil berlagak mengingat-ingat sesuatu.
“Ini gue, Mahesa. Kok loe bisa lupa
sih?” Tanya Mahesa.
“Ehm,sory…
Gue emang pelupa.” Kata Thata.
“Kok
loe bisa ada disini?” Tanya Mahesa lagi.
“Gue
abis belanja di mall. Kakak sendiri?”
“Gue
abis dari toko buku.” Kata Mahesa. Di tangannya ada sebuah tas plastik yang
berisi buku.
“Kakak
rajin amat!” puji Thata.
“Ah,enggak kok… Aku beli
komiknya Naruto,hehehe…” Mahesa menggaruk-garuk kepalanya.
“Wah,kirain…”
cibir Thata.
“Eh,loe pulang bareng sapa? Gue anterin ya?” tawar cowok atletis itu.
“Boleh
niy? Ya udah kalo gitu anterin gue sampe rumah ya?”
“Ya
iyalah,Non…Masa gue tega ninggalin loe dijalanan…” canda Mahesa.
Dan
akhirnya Thata pulang bersama Mahesa.
***
“Jadi kakak siswa
baru di sekolah kita,ya? Pantes
aja gue gak pernah liat loe di sekolah…” Thata memulai pembicaraan saat mereka
berada di mobil Mahesa.
“Iya,gue
baru aja pindah dari Bogor.”Jawab Mahesa.
“Alasan
pindahnya apa?” Tanya gadis itu lagi.
“Ya
karna tuntutan kerja bokap gua aja…” Jawab si cowok
santai.
“Sayang banget,ya…
Bogor itu kan indah. Gue belum pernah naek ke puncaknya. Pasti seru tuh kalo
gue bisa kesana…”
“Loe pengen
kesana?” Tanya Mahesa.
“Ya pengen… Tapi sama sapa? Bokap
gue sibuk kerja,kakak gue malah sibuk sama kegiatan P.A yang seabrek…” ujar Thata.
“Gampang
aja, ntar kalo gue pergi kerumah nenek gue dipuncak, loe ikutan aja…Gimana?” tawar Mahesa.
“Wah…Thanks
berat yach! Gue usahain biar bisa ikutan deh…” kata Thata.
“Oh
ya,rumah loe dimana? Gue belum terlalu kenal daerah kota ini…” tanya Mahesa.
“Rumah
gue di kompleks Merpati blok 26 ntar lagi ada lampu merah belok ke kiri
aja,Kak…”tunjuk Thata.
“Oke
deh… Sekalian gue pengen maen sama kakak loe…” ujar Mahesa bersemangat.
“Loe
mau maen sama dia di hari gini? Wah,biasanya dia bangkong. Loe harus kerja
keras bangunin dia…” kata Thata heboh.
“Gampang… Loncat - loncat aja di kasurnya… Tar dia bangun. Iya nggak…”
“Kok
loe bisa yakin banget dia bakalan bangun?”
“Ya
gak yakin juga sihh… Tapi bilang aja ada gempa bumi. Mungkin dia bakal bangun
saking kagetnya…” ujar Mahesa.
“Dasar
jail…”
“Kalo gak jail,bukan Mahesa namanya…” ujar cowok itu dengan penuh
percaya diri. Ceillleeh…
***
Thata memandang Yogi dari atas
loteng. Kelihatannya Yogi senang sekali bisa bersama-sama dengan Shasha. Thata
merasa ada yang aneh dengan dirinya. Kenapa dia merasa sangat sedih dan dadanya
sesak melihat sahabatnya itu bersama cewek lain? Thata buru-buru masuk ke dalam
untuk meneguk beberapa gelas air. Dia pikir rasa sesak di dadanya itu akibat kurang minum. Jadi dia minum
sebanyak-banyaknya. Padahal yang sebenarnya terjadi kan,dia lagi jealous sama
Shasha… (Oooupzzz)
Beberapa menit
kemudian Thata memutuskan untuk pergi kerumah Yogi ketika dia udah mastiin
bahwa si Shasha udah pulang…
“Hai,Gi…”sapa Thata
pada Yogi yang lagi asik memberi
makan ikan di kolam depan rumahnya.
“Hai juga,Tha… Sini,Tha…Gue mau
crita sama loe…” ujar Yogi bersemangat.
“Apa,Gi?”
Tanya Thata. Dia mendekat dan duduk di bangku teras sebelah cowok berkacamata
itu.
“Loe
tau,gak Tha? Tenyata Shasha udah berubah… Dulu dia suka ngambek,tapi sekarang
dia baeeek…banget sama gue…” cerita Yogi dengan penuh semangat.
“Oh…”
kata Thata lesu.
Iya,Tha… Selaen itu Shasha ngasih gue ini…” Yogi menunjukkan gelang
rantai di pergelangan tangan kirinya.
Menurut Thata sih,tuh
gelang gak ada bagusnya. Sapa
tau itu barang imitasi yang suatu saat nanti pasti berkarat. Lagipula gelang itu gak cocok dengan karakter Yogi yang kutu buku.
“Bagus banget,kan?” yakin Yogi.
“Iya… bagus
banget…” komentar Thata dengan penuh dusta.
Yogi sibuk
menimang-nimang gelang barunya itu. Sementara Thata memandangnya dengan tatapan jenuh.
“Kenapa
tiba-tiba Shasha ngasih loe gelang?”Tanya Thata heran.
“Dia
bilang ini gelang persahabatan…” kata Yogi.
“Oh…”
ujar Thata. “Gue cabut dulu ya,Gi…Ada yang musti gue
kerjain.” Pamit Thata.
“Loe?Kok
buru-buru?”Tanya Yogi.
“Iya… gue mau nolongin mas Angga…”
lalu Thata ngacir.
***
Yogi bersahabat dengan Shasha,teman
masa kecilnya. Dan bagaimana dengan Thata? Apakah Yogi akan melupakan Thata…
Kalo dilihat dari orangnya sih,kayaknya Yogi bukan tipe cowok yang gampang
ngelupain sahabatnya sendiri. Tapi… dalemnya hati siapa yang
tahu? Inilah yang dipikirkan Thata sedari tadi.
Thata
beranjak dari kasur tempatnya merenung. Daripada
jenuh,ia milih untuk mulai chatting di Internet.
Hm…
Kali ini gue pengen nyoba sesuatu yang beda… Pikir Thata. Gue
bakalan nyamar jadi cowok. Gue pengen tahu, berapa banyak cewek yang
bakalan ketipu sama gue? Ide licik itu tiba - tiba muncul di otak Thata.Hm… Kayaknya nama Purple Boy
bagus juga… Celetuknya. Dan dia memulai chattingnya dengan menggunakan
nama Purple
Boy itu…
Daftar nama - nama cewek di jendela
Chatting mulai bermunculan. Dipilihnya 1 nama cewek yang menarik minat Thata…
Yupzzz, Mr.Purple mulai beraksi…
Purple_Boy : Hi… Boleh kenal,gak?
Cute Shany(^_^) : Boleh… Asal loe,en umur loe berapa?
Purple_Boy : Gue asal Bandung. Umur 18th. En loe?
Cute Shany(^_^) : Gue juga asal Bandung. Umur 17th.
Purple_Boy : Jadi loe masih skul ya? Skul dimana?
Cute Shany(^_^) : Gue masih belum skul. Coz gue baru aja pindah dari
Jakarta.
Purple_Boy :Oh,gitu…Loe udah punya target skul
dimana?
Cute Shany(^_^) : Pengennya sih di SMA
Bintang Fajar…
Purple_Boy : Napa? Apa karna
itu SMA favorit di kota ini?
Cute
Shany(^_^) :
Gue pengen masuk sana coz cowok yang gue target ada disana…
Purple_Boy : Oh ya? Ciieeelaah…
Cute Shany(^_^) : Bisa aja loe… Eh dah dulu ya. Ada e-mail masuk
niy…
Tapi sebelumnya gue mau tanya ama loe,loe punya fb gak?
Tapi sebelumnya gue mau tanya ama loe,loe punya fb gak?
Purple_Boy : Gak punya tuh,Non…
Cute Shany(^_^) : Oh…Oke deh,kalo gitu gue
cabut duluan yawh… See U later… ^_^
Purple_Boy : Yupzzz. See U later 2! Bubye…!
Dan Chatting pun berakhir. Tapi ternyata bukan cuma cewek bernama
Cute Shany aja yang dapet e-mail baru, Thata juga lagi dapet e-mail baru nih...
Dari sapa ya?... Hayoo… Tebak…
To : Mirtha_Virgo Girl @ Yahoo.Com
From :
Handsome Boy @ Yahoo. Com
Subjek: Ini puisi buat loe…
Saat surya terjaga
dari tidurnya
Dan pagi datang menyapa
Tersungging senyum awan
Dan lambaian tangan sang bayu menyentuh
tubuhmu
Bunga yang kuncup mulai bermekaran
Semerbak wangi terhidang untukmu
Pohon menyapamu
Dengan gugurnya daun kering ditepi jalan
Semua terasa indah
bagimu
Yang lalui hari ini
dengan penuh senyuman
Andaikan aku pria yang
beruntung
Maka aku dapat lihat
keceriaan
Di wajahmu itu…
Ps. Ini gue,Mahesa…Puisi gue bagus kan?
Ya ampun… Mahesa ngirim puisi buat Thata? Seumur-umur baru nih cowok
yang bikinin dia puisi lewat Internet. Kalo lewat surat biasa sih,Thata udah
sering dapet beginian…
To :
Handsome Boy @ Yahoo.Com
From :
Mirtha_Virgo Girl @ Yahoo.Com
Subjek: Puisi loe
Bagus kok,Boy… Loe bakat jadi pujangga yang
pandai merangkai kata,hehe... Eh,ngomong2 gue juga punya puisi buat loe… Baca ya?...
Ketika langit berubah kelabu…
Kuingat dirimu
Saat hujan mulai turun
dan basahi diriku
Kupanggil namamu…
“Woy,angkat jemuran donk! Sekarang ujan
niy!!!”
Gimana? Bagus kan? Hehehe…
***
Hari Senin pagi telah tiba, Thata bersiap-siap menjemput Yogi yang
super lamban seperti keong. Dibukanya pintu pagar rumah Yogi ketika dilihatnya
Mbok Par,pembantu Yogi…
“Pagi,mbok… Yoginya
udah siap,belum?” Tanya Thata dengan ceria.
“Den Yogi udah
berangkat tuh,Non… Sama sapa itu tadi,cewek. Sha… Sharina, Shartika… Sarimin…
Ah bukan! Sha… Shasha,Non namanya!” ujar Mbok Par setelah mengingat-ingat.
“Sama Shasha? Naek
apa,Mbok?” Tanya Thata terkejut.
“Naek mobilnya
Shasha,Non…” jawab Mbok Par.
“Oh… Ya udah kalo
gitu Thata berangkat dulu ya,Mbok.” Ujar Thata. Lalu dia kembali pulang ke
rumahnya untuk menemui Angga. Maksudnya mau nebeng ke skul gitu…
“Thata…!” seru
seorang cowok.
“Hei… Kak Mahesa
mau jemput kak Angga,ya?” Tanya Thata.
“Iya,loe mau ikutan?”
“Iya,
gue ngikut gak papa ya,kak?” pinta Thata dengan tatapan memelas.
“Iya…
Sini buruan naik. Tuh Angganya udah muncul…” ujar Mahesa.
Terlihat Angga yang emang lagi jalan kearah mereka.
“Loe ikutan
juga,Tha? Biasanya bareng sama Honey Boney Sweety…” ujar Angga tanpa pikir
panjang.
“Honey Boney
Sweety? Maksud loe Si Yogi?” ralat Thata.
“Iya,siapa lagi?” sahut Angga.
“Enak
aja loe nyrocos! Dia udah berangkat dari tadi.”kata Thata ketus.
“Haha…
Jadi ceritanya loe ditinggalin? Makanya tuan putri kalo bangun jangan telat!”
Angga menjitak kepala adiknya itu.
“Sakit,Dodol!!!”
Thata memukul Angga dengan tasnya.
Angga mengaduh.
“Udah,udah!
Niat sekolah apa berantem,Coy?” relai Mahesa.
Akhirnya
dengan tampang muka ditekuk, Thata dan Angga masuk ke dalam mobil Mahesa. En ketiga murid SMA Bintang Fajar ini berangkat sekolah bareng…
***
“Gi,loe kejam
banget niggalin gue!!!” erang Thata disertai lemparan tas kearah Yogi. Yogi terbatuk karna tiba-tiba ia
dilempar tas.
“Sory,Tha…
Tadi Shasha ngajakin gue berangkat skolah bareng. Karna
dia kan murid baru disini… Dia masih belom tau letak sekolah ini…” bela Yogi.
“Shasha,Shasha,Shasha
melulu!!! Sejak cewek itu datang kesini loe jadi cuek sama gue…” ujar Thata
geram.
“Loe kenapa sih? Emangnya
gue gak boleh temenan ma dia? Mau loe apa? Loe kan bukan sapa2 gue!!!” Yogi
langsung naek darah.
“Gi… Loe tega ya bilang gini sama
gue? Gue kan sohib loe dari dulu…” kata Thata. Dadanya terasa sesak.
“Loe
kan Cuma sohib gue,bukan nyokap gue,juga bukan pacar gue… Jadi napa loe mesti
ngelarang gue temenan sama Shasha? Mentang-mentang gue gak bisa deket cewek2
laen gara2 gue alergi selain sama loe dan nyokap gue terus loe sok ngatur.
Eh,perlu loe tau,gue gak alergi sama Shasha!” Cecar Yogi.
“Loe
kasar banget,Gi… Seumur-umur baru kali ini loe ngomong gini sama gue… Cuma
gara-gara Shasha…” Mata Thata mulai berkaca-kaca.
“Eh,loe
jangan ngerendahin Shasha! Loe belum tentu lebih baek dari dia!” ujar Yogi.
Thata
ngerasa kepalanya berdenyut-denyut. Hatinya juga serasa hancur. Bayangin, udah
dari kelas 5 SD Yogi jadi sahabat Thata satu2nya,terus sekarang Yogi jadi jahat
gini…
Thata memilih untuk diam dan duduk dikursi sebelah Yogi karena
kepalanya terasa sakit. Tapi tiba-tiba Shasha datang…
“Gi,gue duduk sama sapa?” tanyanya
memelas.
“Duh,gimana
ya… Loe duduk dibelakang aja. Disana kan masih ada satu bangku kosong…” tunjuk
Yogi.
“Sendirian,Gi?”
Tanya Shasha dengan tampang lesu.
“Ehm…
gimana ya…” Yogi jadi bingung. Thata hanya melihat mereka dengan ekspresi
datar.
“Loe
gak papa kan duduk sendirian disini,Tha?” Tanya Yogi.
Thata sangat tekejut. Yogi bermaksud pindah duduk dengan Shasha. Kok tega amat?
“Gak
papa ya,Tha… Shasha kan murid baru… Jadi masih belum bisa beradaptasi. Mungkin
Yogi bisa Bantu Shasha…” bujuk cewek berkulit putih itu.
“Ehm…
Terserah Yogi aja…” kata Thata lemah.
“Ya
udah,gue pindah ke belakang ya,Tha… Sory,loe jangan ngambek ya?” pinta Yogi. Thata hanya mengangguk.
“Makasih,Thata…”
ujar Shasha sambil tersenyum manis. Tapi menurut Thata senyum itu memuakkan.
Hueek…!
“Ayo Sha,bentar
lagi udah bel…” lalu Yogi membawa Shasha ke bangku terbelakang. Thata hanya
diam dan memilih untuk tidak melihat mereka. Buat apa ngeliat Yogi berduaan
sama cewek centil itu… Gak penting banget!
***
Bel istirahat berbunyi,semua siswa-siswi segera menuju
kantin sekolah… Thata hendak menghampiri Yogi,tapi rencana itu batal karna
Shasha bergelanyut manja dilengan Yogi. Ih,jadi gak mute lagi deh…
Thata memilih untuk
diam aja di kelas.
“Hei,Tha… Loe
tumben banget gak jalan ke kantin sama Yogi?” Tanya seorang cewek yang
tiba-tiba menghampirinya.
“Eh,Lalia…
Nggak,gue lagi pengen di kelas aja kok…”kata Thata dengan dusta.
“Udah ah,jangan
bohong sama gue. Gue tau kok kalo loe gak bisa jalan sama Yogi lagi karna ada
murid baru itu,kan?” tebak Lalia.
“Ehm…iya…”jawab
Thata lemah. Thata udah gak heran lagi kenapa Lalia bisa nebak perasaannya
karena dari dulu ia tahu cewek berkacamata dan berkerudung itu memiliki
kelebihan untuk meramal dan membaca jalan pikiran orang lain.
“Yogi jahat,ya…” gumam Thata tanpa
sadar.
“Tapi
dikemudian hari Yogi akan nyesel udah niggalin kamu,Tha…” kata Lalia dengan
halus.
“Kenapa?” Tanya Thata.
“Nanti juga kamu
tahu… Sebaiknya kamu jangan ngelepasin Yogi gitu aja kalo emang Yogi temenmu
yang berharga…” saran Lalia.
“Thanks ya,Li…”
kata Thata.
“Mau ke kantin? Ada
someone yang lagi nunggu kamu disana…” kata cewek berkerudung itu.
“Siapa? Gak mungkin
Yogi. Dia kan udah sibuk sama Shasha…” Tanya Thata penasaran.
“Ada
dech… Makanya kesana… Sekalian nemenin aku beli2,Ok?” bujuk Lalia.
Thata akhirnya nurut.Dan mereka
bergegas ke kantin.
***
“Thata…!” seru seorang cowok di depan kantin…
“Bener kan,ada yang nyari loe
disini…” ujar Lalia. Dan Thata hanya tersipu.
Mahesa
mendekati Thata and Lalia.
“Hei
kak,ada apa ne?”Tanya Thata dengan senyum mengembang diwajahnya yang ayu.
“Gak
ada… Cuma pengen ketemu loe aja… Gak boleh ya?” Tanya Mahesa.
“Ada2
aja… Ya gak apa… Oh ya,ne temenku,namanya Lalia…” ujar Thata.
“Hai…”
sapa Mahesa ramah. “Kenalin,nama gue Mahesa.” Cowok tegap itu mengulurkan
tangannya pada Lalia.
“Hai
juga,nama gue Lalia…” cewek itu menyambut tangan Mahesa. “Ehm… Gue tinggal beli
bakso dulu ya… Bye Thata!!!” kata cewek manis itu lalu meninggalkan Thata
berdua dengan Mahesa.
“Itu
sohib loe ya?” Tanya Mahesa.
“Bukan… Dia just prend aja…” kata Thata. “Ayo kak, duduk disini aja
sambil ngobrol…” lalu Thata duduk disebuah bangku kantin bersama Mahesa.
“Emangnya loe gak punya sahabat
ya,Tha?” Tanya Mahesa penasaran.
“Punya.
Dia satu2nya sahabat gue,tapi sekarang hubungan persahabatan kita hampir
putus…” ujar Thata lemah sambil menunduk lesu.
“Lho,emangnya
kenapa?” Tanya Mahesa lagi.
“Dia
udah lupa sama gue gara2 seorang cewek cakep yang tiba2 aja datang dalam
hidupnya. Ya sebenernya temen kecilnya dulu,sekarang mereka ketemu lagi…” kata
Thata.
“Wah…
Kenapa dia bisa setega itu ya,ninggalin kamu…” komentar Mahesa. “Tapi tenang
aja,Tha… Kan masih ada gue! Gue mau kokjadi sahabat loe. Tapi loe mau nggak
sahabatan sama gue?”
“Ya
mau,lah… Sapa juga yang gak mau temenan sama cowok baek kayak kamu…” ujar Thata
tanpa ragu. Dia menyikut lengan Mahesa.
Tapi
tiba2 Mahesa terdiam mendengar ucapan Thata.
“Lho,
kenapa Kak? Ada omongan gue yang nyinggung loe ya?” Tanya
Thata.
“Ehm… Nggak kok!
Jadi kita sahabatan ya?” Mahesa mengulurkan jari kelingkingnya.
“Iya!!!” Thata
melingkarkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Mahesa.
“Waw… So sweet
dech…” ujar seorang cewek yang datang dari belakang mereka.
“Eh, Lalia…”
celetuk Thata.
“Lagi ngapain
nich,kok pake ngelingkarin jari?” Tanya Lalia.
“Kita lagi
mengikrarkan persahabatan. Loe mau ikutan? Boleh kan,kak?” Tanya Thata pada
Mahesa.
“Tentu aja boleh…
Kenapa musti nggak?” ujar cowok itu.
“Kalo gitu gue ikutan juga ya?” ujar
Lalia riang.
Dan
hari itu menjadi hari awal persahabatan Mahesa, Lalia, dan Thata. Lalu bagaimana dengan Yogi?... Kita lihat saja nanti… n_o
***
“Yogi…” panggil Thata di depan rumah Yogi. Tapi yang dipanggil gak keluar2 juga… Ini gak
seperti biasanya. Karna apabila Thata manggil cowok itu, biasanya dia langsung
nongol dengan semangat 45-nya,tapi kali ini kok gak ada?
Seseorang membuka pintu rumah. Mungkinkah ini Yogi? Tapi ternyata
bukan… Ini malah pembokatnya yang nongol…
“Mbok Par… Yogi
mana?” Tanya Thata sambil melongokkan kepalanya ke dalam rumah Yogi.
“Den Yogi keluar
sama Sha… Shariman apa Sharinah ya? Mbok lupa non…” Mbok Par garuk2 pinggang.
“Shasha kali,Mbok…”
ujar Thata lesu.
“Nah! Itu dia Non!
Den Yogi dari tadi pergi sama Shasha…” kata Mbok Par.
“Oh, ya deh… Thanks
ya Mbok. Ntar kalo Yogi dah pulang tolong sampein kalo Thata nyari dia…” kata
Thata. Lalu dia pulang dengan tampang lesu.
Yogi memang mulai jauh
darinya… Akh,kenapa persahabatan yang sedari dulu adem aye ini sekarang jadi
runyam hanya gara2 datangnya Shasha…?
Bersambung
0 komentar:
Posting Komentar