Jumat, 22 Januari 2016

Ketika Hujan

Diposting oleh Ken Mercedez di 10.39.00

Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang selalu kulewati ketika bersamanya, seseorang di masa laluku. Aroma hujan masih terasa. Sesekali kutengadahkan tangan sambil menatap langit. Masih ada rintik-rintik hujan yang turun. Aku tersenyum. Aku masih mengingatnya, tapi aku sadar bahwa sekarang aku harus melanjutkan hidup walau tanpa dirinya. Beberapa orang berlalu lalang di jalanan. Kulihat sebuah taksi lewat, lalu dua orang pemuda yang mengendarai motor sambil bergurau. Berikutnya sepasang muda-mudi mengendarai sebuah motor matic berwarna merah. Aahh, aku tersenyum. Dulu aku juga seperti itu bersama seseorang. 

“Linda,” sebuah suara mengejutkanku. Aku menoleh. Seorang pria berkacamata tersenyum padaku. Senyuman manis yang sanggup membuat hatiku berdegup kencang lagi. Kubalas senyumannya dengan lambaian tangan. Ia mendekat. “Kenapa tidak bawa payung?” tanyanya.

“Aku lupa,” jawabku disertai cengiran. Pria bernama Revan itu mengerutkan kening, bibirnya manyun beberapa senti, aksinya itu membuatku tertawa. 

“Seharusnya tadi kamu telpon aku. Kan sudah kubilang, hari ini kita akan ke suatu tempat,” ujarnya.

“Ya, ya…. Kita akan membeli sebuah cincin,” jawabku cepat.  Ia tersenyum lagi. Sumringah, seakan sudah lupa beberapa menit yang lalu sempat cemberut. Ia menggenggam tanganku dan kami pun berjalan bersama sambil bercanda. Terkadang kita punya suatu impian, bahkan sudah merancang sebuah perjalanan yang indah bersama seseorang. Tapi Tuhan yang lebih tahu apa yang tepat untuk hamba-Nya. Setelah aku kehilangan seseorang, Tuhan menggantinya dengan orang yang lebih baik. Kini aku sudah lupa bagaimana sedihnya aku ketika berpisah dengan masa lalu. Ku yakin masa depan yang menungguku di depan sana jauh lebih indah dari rencanaku yang sebelumnya.
Selesai

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ken Mercedez Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting